Selasa, 27 Maret 2012

MANUSIA PURBA DI INDONESIA


Penelitian ilmiah tentang fosil Manusia Purba di Indonesia baru dimulai pada akhir abad kesembilan belas, khususnya penelitian paleo antropologi. Penelitian itu dapat dibagi pada 3 tahapan, yakni ; (a) 1889-1909 (b)1931-1941 (c) 1952-sekarang.
Penelitian tahap pertama, ditandai dengan penemuan tengkorak pertama di wajak,tulung agung, Kediri tahin s889. Temuan ini menyebabkan Eugene Dubois, seorang dokter tentara belanda, memindahkan kegiatannya dari sumatera barat ke pulau jawa. Penemuan pertama Dubois berupa fosil atap tengkorak pithecanthropus erectus di trinil (ngawi ) pada tahun 1891 ( sekarang tersimpan di Leiden, Belanda ).
Penelitian tahap kedua, dilakukan oleh Ter Haar, Oppenoorth dan Von Koeningswald tahun 1931-1933 di Ngandong, Blora, berupa tengkorak dan tulang kering Pithecantropus Soloensis. Penelitian selanjutnya oleh Von Koeningswald tahun 1936-1941 di Sangiran, Surakarta, berupa fosil Rahang, Gigi dan Tengkorak, dan disebut meganthropus palaeojavanicus.
Penelitian tahap ketiga mulai tahun 1952 di sangiran, Surakarta, berupa bagian tubuh Pithecanthropus yang belum ditemukan sebelumnya, seperti tulang-tulang muka, dasar tengkorak dan tulang pinggul. Dalam tahap ini ditemukan fosil tengkorak ditempat yang baru, yaitu di sambung macan, sragen. Penelitian tahap ketiga ini dilakukan oleh orang-orang Indonesia sendiri, terutama olehpara dokter dan geolog, dipimpin oleh Prof. Dr. T. Jacob yang memulai penelitiannya di sangirandan sepanjang bengawan solo.
Jenis-jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia :
a.       Meganthropus.
Meganthropus paleojavanicus adalah fosil manusia yang paling primitive yang pernah ditemukan di Indonesia. Fosil ini ditemukan oleh Von Koeningswald, brupa rahang bawah dan atas serta gigi-gigi lepas pada tahun 1936-1941 di Sangiran, Surakarta.
Ciri-ciri:
-          Hidup sekitar dua juta sampai satu juta tahun yang lalu
-          Badannya sangat tegap
-          Gerahamnya besar
-          Tonjolan kening menyolok
-          Tonjolan belakang kepala tajam
-          Dagu tidak ada
-          Hidup dengan mengumpulkan makanan terutama tumbuh-tumbuhan.
b.      Pithecanthropus
Fosil pithecanthropus paling banyak ditemukan pada kala plestosen di Indonesia (dominan), hidup pada plestosen awal dan tengah, dan mungkin juga plestosen akhir. Fosilnya ditemukan di perning, kedungbrubus, trinil, sangiran, sambungmacan, dan ngandong.
Ciri-ciri:
-          Tinggi 165-180 cm
-          Badan tegap ( tidak setegap Meganthropus )
-          Geraham besar
-          Rahang kuat
-          Tonjolan kening sangat nyata
-          Atap tengkorak tebal
-          Dagu tidak ada
-          Hidung lebar
-          Isi tengkorak 750-300 cc,
-          dahi miring kebelakang
-          letak tengkorak diatas tulang belakang belum menyamai keadaan pada manusia
-          hidup berkelompok terdiri atas 20-50 orang
        jenis-jenis pithecanthropus yang ditemukan di Indonesia anatara lain :
a.              pithecanthropus  mojokertensis atau robustus : ditemukan di Perning, Mojokerto tahun 1936, di Sangiran Surakarta.
b.             pithecanthropus  erectus : ditemukan di Trinil ( Ngawi ) dan di Sangiran
c.             pithecanthropus soloensis : ditemukan di sangiran, sambungmacan ( sragen ) dan ngandong ( blora )
C, Homo
Fosil manusia jenis homo yang berasal dari kala plestosen di Indonesia adalah homo wajakensis, ditemukan dekat campur darat, Tulungagung, Jawa Timur  oleh Van Rrietchoten tahun 889.
Cirri-ciri :
-          mogoloid dan australomelanesid
-          hidup antara 40.000-25.000 tahun yang lalu
-          mendiami Indonesia bagian barat dan timur
-          populasinya lebih besar dari pithecanthropus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar